Dicari: Penulis Cerita Pendek “Dunia Dongeng”



Menulis cerita pendek yang berangkat dari “dunia dongeng” tidaklah lebih sulit dari menulis cerita pendek yang berangkat dari “dunia nyata” (realitas keharian). Demikianlah “dunia dongeng” pernah diakui oleh hampir semua pengarang sebagai latar belakang kerja sastranya. Dongeng yang diceritakan oleh seorang ibu yang bijaksana menjelang si anak tidur sangat membekas dalam benak ketika si anak telah menjadi seorang pengarang. Dongeng-dongeng tersebut tentu saja tidak langsung “nyelonong” dalam karya sastra yang dihasilkan, tetapi mengalami serangkaian proses kreatif yang boleh jadi sejalan atau bertentangan dengan dongeng-dongeng aslinya. Bahkan boleh jadi juga tidak lagi dapat terlacak sebagai “dongeng”, tapi sebuah cerita baru dalam realitas dunia kedua (realitas imajiner).

Dengan demikian yang tertinggal dalam sebuah cerita pendek yang berangkat dari “dunia dongeng” ini hanyalah gejala “atavisme” dari dongeng, sebuah gejala yang “mewahyukan” keturunan dari realitas dunia kedua (realitas imajiner) yang tentunya tidak bisa diukur lagi dengan menggunakan ukuran-ukuran realitas dunia pertama atau realitas keseharian. Dalam realitas dunia kedua ini tokoh-tokoh, latar belakang (setting) maupun alur cerita boleh bersifat manasuka. Orang-orang boleh tak lagi manusia darah-daging, boleh manusia-manusia lunatik, manusia-manusia super, atau bahkan manusia bukan “manusia”. Itulah manusia imajiner sebagai tokoh (tokoh) yang bermain dalam cerpen dari dunia dongeng ini. Demikian pula dengan setting boleh tidak di dunia, boleh di akhirat (seperti cerpen “Sebelum Pertemuan Dimulai” karya A.A. Navis), atau tidak di mana-mana (seperti cerpen “GODLOB” karya Danarto). Sedang alur pun boleh tanpa alur sama sekali. Inilah wajah cerper-cerpen dari dunia dongeng. Sebuah cerpen modern yang lain dari sebuah cerita dongeng dalam pengertian “cerita rakyat” yang bersifat fantasi itu.

Cerpen-cerpen dari dunia dongeng telah banyak ditulis orang. Para cerpenis entah sengaja atau tidak telah terlibat dalam fantasi dunia dongeng dalam menyelesaikan cerpennya. Entah tokoh yang menjelma menjadi manusia lunatik, manusia super, atau manusia tak teridentifikasi, entah latar atau setting tempat dan waktunya tak diketahui, atau pun alurnya yang berkelindang bagai labirin tak berkesudahan. Para cerpenis dunia seperti Leo Tolstoi, Albert Camus, Samuel Beckett, Edgar Allan Poe, Ryunosuke Akutagawa, Mark Twain, Oscar Wilde, Salman Rushdie, Frank Stockton (sekadar menyebut beberapa nama) telah menyelipkan gejala “atavisme” dari dunia dongeng dalam karya-karyanya. Demikian pula dengan pengarang-pengarang senior Indonesia seperti Danarto, Budi Darma, Iwan Simatupang, Putu Wijaya, Eka Kurniawan, sampai kepada Hudan Hidayat. Tokoh-tokoh cerpennya tak gampang dilupakan.

Para penulis Sulsel yang mengolah cerpen-cerpen dari dunia dongeng seperti ini juga tidak sedikit. Cerpen Faisal Oddang (Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon), Badaruddin Amir (Latopajoko), Dul Abdul Rahman (Lelaki Parakang), untuk menyebut beberapa contoh, dapat dikategorikan sebagai cerpen-cerpen yang berangkat dari dunia dongeng. Dunia dongeng dengan fantasi yang kaya dan beraneka ragam, imajinasi yang “liar” dan transenden , pesan-pesan lokal yang bijaksana sangat menentukan cerpen-cerpen yang berkategori “dunia dongeng” ini. Karena itu marilah untuk sementara kita mengabaikan kata “anakronisme” yang dalam dunia sastra lebih kurang berarti ketidak sesuaian cerita dengan keadaan atau zaman yang sedang berjalan. Marilah kita mulai berfantasy ke rimba-rimba raya dunia dongeng untuk memulai penulisan cerpen yang berangkat dari unsur-unsur dunia dongeng ini.

Komunitas Mimbar Penyair Makassar akan membukukan cerpen-cerpen yang berangkat dari dunia dongeng dalam sebuah antologi cerpen yang judulnya masih dalam pencarian. Adapun syarat-syarat cerpen yang akan dikurasi adalah sebagai berikut:

1.Cerpen asli bukan terjemahan atau saduran (Keaslian cerpen adalah tanggungjawab penulis/cerpenis).

2.Panjang cerita pendek antara minimal 700 maksimal 2500 kata.

3.Menyertakan biodata singkat pengarang dalam bentuk narasi maksimal 240 kata yang didalamnya mencantumkan alamat, nomor HP dan email yang bisa dihubungi.

4.Memiliki unsur-unsung dongeng (Lihat pengumuman lengkap).

5.Cerpen yang pernah dipublikasikan pada salah satu media massa dapat diikutsertakan sepanjang cerpen tersebut belum dibukukan dalam salah satu antologi atau kumpulan cerpen dan mencantumkan sumber pemuatannya pada bagian bawah naskah.

6.Cerpen dan biodata dikirim via email sebagai lampiran (tidak ditulis langsung pada badan email) ke alamat ke: mimbarbersama@gmail.com. Jangan lupa menuliskan subjek atau judul pada email kalimat. Contoh: “ALFIAN - CERPEN DUNIA DONGENG”.

7.Batas pengiriman: 21 April 2017, pukul 21.00 Wita.

8. Cerpen yang lolos seleksi akan dibukukan dengan kontribusi pengarang sebesar Rp 50.000,- dan pengarang berhak mendapat satu examplar buku sebagai bukti pemuatan karyanya (diluar ongkos kirim).

Admin MPM,
Muhary Wahyu Nurba

(Sumber :  MIMBAR PENYAIR MAKASSAR, dikutip 24/01/2017 jam 6:00 WIT )

You Might Also Like

0 Comments